Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
3 Sektor Bisnis yang Berpeluang Manfaatkan AI di 2025
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - IBM Indonesia baru-baru ini melaporkan riset “APAC AI Outlook 2025". Riset tersebut menunjukkan bahwa perusahaan di Asia-Pasifik kini melangkah dari tahap eksperimen AI dan mulai memusatkan perhatian pada upaya memaksimalkan dampak dari investasi AI.

Riset menunjukkan lebih dari setengah (54%) kini mengharapkan AI memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis mereka, terutama dalam hal inovasi atau peningkatan pendapatan.

Menurut laporan Outlook yang disusun oleh Ecosystm untuk IBM, hampir 60% organisasi yang disurvei di wilayah Asia-Pasifik mengantisipasi bahwa manfaat dari investasi AI mereka akan terealisasi dalam 2-5 tahun. Hanya 11% mengharapkan pengembalian investasi dalam dua tahun ke depan.

Baca Juga:
Deretan iPhone yang Tidak Bisa Jalankan WhatsApp di 2025

Pada 2025, fokus utama investasi AI bagi organisasi di Asia-Pasifik akan berpusat pada peningkatan pengalaman pelanggan (21%), otomasi proses bisnis di back-office (18%), serta otomasi penjualan dan pengelolaan siklus hidup pelanggan (16%).

Roy Kosasih, President Director, IBM Indonesia mengungkapkan beberapa sektor bisnis yang potensial untuk mengadopsi teknologi AI antara lain, industri manufaktur.

"Tren ke depan, (adopsi AI) dari sisi manufacturing, sesuai dengan fokus negara. Bagaimana meningkatkan penanaman modal di dalam negeri," ujar Roy di kantor IBM Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Menurutnya, sektor manufaktur akan berkembang dengan cepat, termasuk data center. Selain itu, sektor finansial juga memungkinkan adopsi teknologi kecerdasan buatan ini.

"Ketiga, logistik terkait penyederhanaan supply chain," kata Roy. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan, memiliki tantangan tersendiri terkait bidang logistik sehingga dengan AI diharapkan cost dapat ditekan hingga 20 persen.

Roy dalam pemaparannya juga menyebut Agentic AI, sebuah solusi berbasis teknologi kecerdasan buatan yang memiliki keunggulan, salah satunya kemampuan otonomi. Otonomi yang dimaksud memungkinkan agen AI secara mandiri melaksanakan tugas, membuat keputusan dan beradaptasi dengan keadaan yang dinamis.

"Agentic AI, sistem yang mampu mengambil tugas, mengambil keputusan dengan set regulasi, sistem yang jauh lebih cepat, lebih akurat," jelas Roy.

Dengan Agentic AI, Roy lebih lanjut mengatakan bahwa masa depan teknologi ini, LLM, tidak lagi hanya penyuplai data atau direction, tetapi menjadi ahli strategi. "Bisa menavigasi tugas kompleks dan menjadi sahabat digital, bisa untuk industri termasuk pelayanan kesehatan," terangnya.

Canggihnya, Agentic AI bisa memperbarui dirinya dan menggunakan informasi terakhir atau terbaru, yang ia akan pakai, sehingga mendorong efisiensi operasional, pengalaman pelanggan hingga membantu dalam pengambilan keputusan.

SHARE:

Galaxy S25 Bakal Beredar di Pasar Global Mulai Februari 2025?

3 Peningkatan yang Diharapkan Hadir di Apple iPhone SE 4