Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Dituding Algoritma Promosikan Produk Asal China, Ini Jawaban TikTok
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Beberapa waktu lalu ramai dibahas mengenai TikTok yang dituding mendorong produk-produk asal China untuk tampil di layar ponsel para penggunanya. Di tengah-tengah isu yang panas tersebut, pemerintah kemudian melarang layanan TikTok Shop usai protes pedagang di Tanah Abang.

Seperti diketahui, konten For You atau For Your Page (FYP) bekerja berdasarkan algoritma, di mana kendali seharusnya tetap berada di tangan pengguna sesuai dengan minat atau preferensi konten mereka.

Baca Juga:
TikTok Bahas Algoritma hingga Tegaskan Komitmen Menjaga Keamanan Platform

Untuk itulah, sejak awal user membuat akun, mereka diminta untuk memilih kategori konten favorit mereka. Hal ini yang dijelaskan oleh Anggini Setiawan, Head of Communications, TikTok Indonesia dalam event Workshop Jurnalis yang digelar Forum Wartawan Teknologi (Forwat) di Jakarta pada Jumat, 1 Desember 2023.

Terkait dengan isu bahwa produk-produk asal China didorong untuk tampil di FYP pengguna TikTok, Anggini menegaskan bahwa ini tetap berkaitan dengan algoritma yang dikendalikan oleh pengguna itu sendiri.

"Itu, aku akan tetap mengatakan bahwa algoritma kita akan berdasarkan user. Seperti aku katakan, apakah ada dinamika di dalamnya, jadi kayak misalnya oh dia sepertinya suka produk baju. Kemudian di-push segala macam konten, misalnya fashion atau baju, atau rok atau apa, nanti dilihat respons user seperti apa," kata Anggini.

Menurutnya, algoritma TikTok tidak memiliki informasi tentang asal-usul produk, sehingga apa yang ditampilkan seharusnya berdasarkan preferensi minat pengguna.

"Kalau misalnya spesifik satu negara, contohnya gitu ya, kita tidak punya datanya, misalnya mbak bikin konten produk jualan, misal tas, apakah pada saat bikin konten itu mbak tulis produk darimana? enggak kan? Jadi kalau tidak ada labelingnya, tidak ada informasi di dalam konten tersebut, kita tidak tahu, artinya algoritma kita tidak punya informasi mengenai asal usul produk itu darimana," jelas Anggini menjawab pertanyaan dari rekan media.

Baca Juga:
OpenAI Kembangkan GPT Store Bakal Meluncur di 2024

Ketika ditanya mengapa ada produk semacam skincare atau produk rumah tangga asal China yang dianggap sering muncul di layar pengguna, Anggini mengungkap bahwa algoritma tetap mengikuti preferensi dari minat pengguna, termasuk minat akan produk lokal.

"Itu unfounded kalau mnurut kami ya, dalam kata arti, kita tidak pernah melihat secara keseluruhan datanya seperti apa, dan kemudian kalau misalnya itu algoritma di mbak, belum tentu itu algoritma di mbak, (namun algoritma untuk user) yang satunya lagi. Misalnya mbak ini suka produk lokal, pasti FYP-nya banyak produk lokal, tapi klo misal dia enggak ada preferensi spesifik, ya mungkin tidak seperti itu. Kembali ke user preferensi," tegasnya.

SHARE:

Galaxy S25 Bakal Beredar di Pasar Global Mulai Februari 2025?

3 Peningkatan yang Diharapkan Hadir di Apple iPhone SE 4