Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Ini 5 Tokoh Teknologi yang Terlibat di Politik, Apa Motif Mereka?
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Industri teknologi kini merupakan sektor yang sangat basah. Tak ayal, di Amerika Serikat, telah lahir nama-nama bereputasi tinggi dengan kantong yang tebal pula. Menariknya, sebagian dari mereka ternyata bersedia menggelontorkan uangnya untuk kepentingan politik. Apa motif mereka? Berikut rangkuman yang telah redaksi siapkan.

Baca juga:

Apakah Microsoft Induk yang Tepat untuk GitHub?

1. Elon Musk Pendiri sekaligus CEO SpaceX dan Tesla ini sempat menjadi anggota tim bentukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia membidangi sektor strategi dan kebijakan serta inisiasi pembangunan. Sempat berharap kehadirannya bisa mengubah pemikiran Trump tentang imigrasi dan perubahan cuaca, ia akhirnya keluar dari tim ini. Padahal, mungkin saja kedekatannya dengan Gedung Putih bisa lebih melancarkan proyek SpaceX dan moda transportasi ambisiusnya, Hyperloop. 2. Ron Conway Ia dikenal sebagai Godfather-nya Silicon Valley, karena menyuntik ratusan startup teknologi, dari Twitter, Zynga, sampai Airbnb. Di samping itu, mengutip BusinessInsider.com (05/06/2018), Conway juga loyal memberikan uangnya untuk kepentingan politik. Tahun 2012, contohnya, ia merogoh jutaan dollar kantonya untuk pemilu San Francisco, termasuk US$275.000 (Rp3,8 miliar) untuk melancarkan balot pengurangan pajak untuk perusahaan teknologi yang ia inves.

Baca juga:

Google Mundur dari Proyek Militer Ambisius yang Manfaatkan AI

3. Ginni Rometty Sebagai satu dari sedikit wanita paling berpengaruh di industri teknologi ditambah lagi posisi kuncinya di IBM sebagai presiden dan CEO, Rometty telah direkrut Trump bahkan sebelum ia memenangkan pemilu. Ia kemudian diangkut sebagai anggota Strategic and Policy Forum. Melansir Recode.net (16/08/2017), Rometty disebut sengaja masuk ke administrasi Trump demi mendongkrak penjualan sekaligus produk dan teknologi dari IBM. Sayang, beberapa pegawainya sendiri tidak suka dengan strateginya. 4. Brian Chesky Di bawah komandonya, Airbnb tahun 2015 lalu menghabiskan lebih dari US$8 juta (Rp111 miliaran) untuk melawan rencana pelarangan penyewaan rumah dalam durasi pendek di San Francisco. Menariknya, tak cuma mitra Airbnb yang bakal terdampak jika layanan ini direalisasikan, tetapi juga mereka yang menyewakan rumahnya di platform lain macam Craigslist. Tahun ini, Chesky dan Airbnb memberikan dukungan dana terhadap politisi Gavin Newsom yang tengah berjuang menjadi Gubernur California. Newsom sendiri merupakan politisi yang membantu penggagalan aturan pelarangan sewa rumah short time tiga tahun lalu itu.

Baca juga:

Disebut Terima Data Sensitif dari Facebook, Ini Tanggapan Apple

5. Travis Kalanick Mantan CEO Uber ini juga sempat berada di tim yang sama dengan Musk. Di tim itu, pengalaman Kalanick sebagai pentolan perusahaan teknologi multi-nasional diharapkan mampu membantu banyak hal, seperti transformasi sosial dan teknologi. Ia kemudian meninggalkan posnya setelah ditentang oleh para pegawai dan pengguna Uber. Kalanick merupakan anggota dewan penasihat Trump yang pertama kali mundur.

SHARE:

Kemenperin Rebranding Program Pengembangan Startup

Galaxy S25 Bakal Beredar di Pasar Global Mulai Februari 2025?