Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Path Tutup Layanan, Benar Atau Hoax?
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Kabar penutupan layanan media sosial Path sontak mengejutkan jagad dunia maya. Tanpa angin tanpa hujan, Path dilaporkan tutup usia setelah beredar screenshot berisikan pengumuman tersebut. Banyak pengguna yang bertanya-tanya, apakah berita ini benar atau hanya strategi Path untuk mengundang perhatian para penggunanya. [embed]https://twitter.com/anomdanas/status/1040589971445276673[/embed]

Baca juga:

YouTube Tak Lagi Izinkan Skip Iklan?

Dalam screenshot itu, social networking yang diakuisisi Daum Kakao tersebut mengucapkan salam perpisahan yang menyatakan penyesalan mendalam akan berhenti beroperasi. Bagi pengguna yang mencari informasi tentang proses restore/refund, Path menyertakan sebuah link di dalam pesan tersebut. Tidak dijelaskan kapan Path akan benar-benar menutup aplikasinya. Belum ada konfirmasi resmi apa pun dari perusahaan asal California, Amerika Serikat, tersebut.

Baca juga:

Beredel Aplikasi yang Tak Aktif, Facebook Dituding Cuma Pencitraan

Sampai Sabtu (15/09/2018) siang ini pun, aplikasi Path di Android masih dapat dibuka dan dipergunakan untuk mem-posting tulisan dan foto seperti biasanya. Banyak netizen yang menduga bahwa ini hanya akal-akalan Path agar pengguna aktif kembali menggunakan layanannya. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pamor Path meredup seiring peningkatan fitur yang ditawarkan Instagram, sehingga pengguna saat ini lebih memilih mengakses layanan anak perusahaan Facebook itu. [embed]https://twitter.com/hellosigit/status/1040624764170072066?[/embed]

Baca juga:

Sudah Tahu? Ini Cara Video Call “Keroyokan” di WhatsApp

[embed]https://twitter.com/InsideErick/status/1040775029892407297?[/embed] [embed]https://twitter.com/JVLEHA/status/1040620658483314691?[/embed]  

SHARE:

Pelopor Internet Indonesia Berpulang, Indonesia Kehilangan Pahlawan Internet

Pentingnya Peran Keluarga sebagai Penggerak Literasi Digital