Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Perangi "Akun Tuyul", Twitter Batasi Penggunaan TweetDeck
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Mendengarkan keluhan sebagian penggunanya, Twitter akhirnya melancarkan strategi terbaru untuk mengurangi peredaran "akun tuyul", julukan yang kerap dialamatkan pada akun-akun Twitter jadi-jadian, yang biasanya dikendalikan oleh orang-orang tertentu untuk memublikasikan tweet yang mirip atau bahkan sama persis secara bersamaan. Oleh Twitter, aktivitas semacam itu mereka tandai sebagai spamming. "Salah satu pelanggaran spam paling umum yang kami pantau adalah penggunaan multi-akun dan platform dari developer Twitter yang berguna untuk memperkuat atau meningkatkan tweet tertentu," jelas Yoel Roth, API Policy Twitter, dikutip dari blog resmi media sosial berlambang burung tersebut (21/02/2018).

Baca juga:

Akhirnya, Twitter Raih Untung untuk Pertama Kalinya

Untuk lebih mengamankan Twitter dan mengurangi peredaran spam, Jack Dorsey bersama jajarannya kini tak lagi mengizinkan aktivitas bersamaan dari banyak akun pada TweetDeck. Aturan ini berlaku baik untuk tweet yang dikirimkan secara bersamaan maupun yang dijadwalkan.

Baca juga:

280 Karakter di Twitter Dinilai Mubazir

Twitter hanya menyarankan agar konten asli di-retweet oleh akun-akun lainnya, yang tentu saja tanpa menggunakan otomasi retweet. Adapun aktivitas yang dilarang lainnya, yakni secara bersamaan me-like atau mem-follow menggunakan multi-akun. Strategi ini sejatinya sudah mereka umumkan dari Januari lalu, yang dilatarbelakangi oleh fenomena panasnya Twitter saat pemilihan presiden di Amerika Serikat dan di beberapa negara lain.

Baca juga:

Twitter Tak Lagi Sediakan Aplikasi Desktop untuk Platform Mac

Sebelumnya pada Oktober 2017, Twitter sudah mencanangkan timeline kerja untuk menuntaskan pekerjaan rumahnya sekaligus tuntutan yang dilayangkan pengguna setianya. Sampai bulan Januari 2018 lalu, misalnya, Twitter berupaya memerangi konten terorisme di platformnya.

SHARE:

Pelopor Internet Indonesia Berpulang, Indonesia Kehilangan Pahlawan Internet

Pentingnya Peran Keluarga sebagai Penggerak Literasi Digital