Technologue.id, Jakarta – Saat ini, bisnis e-commerce Indonesia memang sedang hangat. Walau ada beberapa pemain yang terpaksa gulung tikar, konsumen tetap bisa menikmati kemudahan dalam berbelanja online berkat layanan dari Bukalapak, Tokopedia, BliBli, OLX, dan lain sebagainya. Namun, pelaku e-commerce Tanah Air tak bisa hanya bertahan dengan strategi bisnis yang mereka jalankan sekarang. Setidaknya, itulah saran dari Criteo yang tertuang dalam laporan ‘The Future of eCommerce: The Road to 2016’. Demi mempertahankan eksistensi, tahun 2026 mendatang toko e-commerce disarankan untuk ikut berbisnis di dunia nyata. Sebab, berdasarkan pemaparan Yvonne Chang, Executive Managing Director Asia Pacific Criteo dalam rilis pers yang diterima Technologue.id (01/12/16), online-pure-play diprediksi akan lenyap 10 tahun lagi. Di Inggris, misalnya, tren online-pure-play sudah berganti dengan model click and collect. Dengan ini, konsumen bisa bertransaksi secara online tetapi mengambil barangnya di toko fisik. MatahariMall dan Alfacart adalah pelaku yang sudah menerapkan hal ini. Akan tetapi sebaliknya, pengusaha ritel fisik akan terus mengurangi jumlah toko fisik yang mereka miliki dan menggantikannya dengan toko online. Di samping itu, kunci untuk bertahan di bisnis online shopping adalah mempunyai presence yang kuat di perangkat seluler. Saat ini, pemain e-commerce standarnya hanya beriklan di browser atau aplikasi lintas perangkat. Namun satu dekade lagi, diramalkan hal tersebut bakal berubah. Dengan tumbuhnya penggunaan smartphone, contextual location segera menjadi bagian tak terpisahkan dari perusahaan ritel. Fitur tersebut membantu mengidentifikasi lokasi pengguna dan mengirimkan pesan dan informasi terkait produk atau layanan yang diinginkan dan relevan dengan cepat.   Baca juga: Emtek Jadikan BBM Platform Belanja, Ajak BukaLapak Juga Microsoft ajak e-commerce lokal bersih dari jualan software palsu Netizen Indonesia Diprediksi Kian Beringas Belanja Online