Technologue.id, Jakarta - Perusahaan pencarian kerja online Indeed baru saja mengumumkan bahwa mereka harus memberhentikan sekitar 2.200 karyawan, atau sekitar 15% dari total karyawan mereka. Hal ini disebabkan oleh tren penurunan permintaan pekerjaan yang disponsori, serta pasar kerja yang semakin sulit.
Dalam sebuah posting blog, CEO Chris Hyams menjelaskan bahwa volume pekerjaan yang disponsori oleh Indeed turun sebanyak 33% dari tahun sebelumnya, sementara total lowongan pekerjaan turun 3,5%. Oleh karena itu, Indeed terpaksa melakukan pemotongan besar-besaran ini.
Baca Juga:
Dilema Meta: PHK 10.000 Pekerja, Namun Buka 5.000 Posisi Baru
Hyams sendiri akan mengambil potongan 25% dari gaji pokoknya sebagai bentuk dukungan kepada para karyawan yang terkena dampak. Meskipun demikian, keputusan ini tetap menjadi berita buruk bagi karyawan Indeed, yang akan menerima email dalam waktu satu jam setelah pengumuman mengenai status pekerjaan mereka.
Perusahaan memberikan kompensasi berupa setidaknya 16 minggu pembayaran gaji pokok, kompensasi untuk PTO yang masih harus dibayar, pembayaran tunai untuk RSU yang belum memiliki hak, serta akses ke penempatan karir dan layanan kesehatan mental. Karyawan AS juga berhak untuk mendapatkan asuransi kesehatan selama empat bulan melalui COBRA.
Namun, pemotongan ini tetap memengaruhi hampir setiap tim, di setiap fungsi, level, dan wilayah, sehingga perusahaan berkonsultasi dengan tim SDM, hukum, dan DEIB+ untuk memastikan bahwa PHK tidak berdampak secara tidak proporsional terhadap minoritas yang kurang terwakili di AS.
Baca Juga:
Kejar Efisiensi, Ericsson PHK Massal Karyawan
Bukan hanya Indeed, perusahaan teknologi lain seperti Amazon dan Meta juga telah melakukan pemotongan besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir. Dalam situasi seperti ini, bagi para karyawan Indeed yang terkena dampak, diperlukan ketekunan dan semangat pantang menyerah untuk mencari pekerjaan baru di masa sulit ini.