Technologue.id, Jakarta - China meluncurkan roket kelas baru pada Sabtu. Badan antariksa negara itu juga pertama kalinya menggunakan pelabuhan antariksa komersial untuk misi tersebut.
Roket ini adalah Long March 12, dan dapat membawa muatan 12 ton ke orbit rendah Bumi. Misi ini mengandalkan peluncur dua tahap yang didukung oleh kuartet mesin oksigen-kerosene cair dan menggunakan faring muatan 3,8 meter.
Pemerintah China menggembar-gemborkan inovasi termasuk sensor yang memungkinkan diagnosis kinerjanya, tekanan helium dingin yang kompatibel dengan oksigen cair, dan tangki paduan aluminium-lithium.
Baca Juga:
Meta Bangun Infrastruktur Kabel Bawah Laut Senilai Rp158 Triliun
Roket ini tidak dapat digunakan kembali, berbeda dengan roket besutan SpaceX yang mengusung kemampuan reusable. Namun, ini telah dirancang untuk persiapan peluncuran cepat.
Roket tersebut juga dapat mengakomodasi faring (tabung) dengan diameter 4,2 atau 5,2 meter, untuk memungkinkan misi membawa kargo dengan volume yang lebih besar.
Peluncuran itu berlangsung di Pusat Peluncuran Ruang Angkasa Komersial Hainan, yang terletak di sebuah provinsi pulau di titik paling selatan China. Ini adalah peluncuran pertama dari situs tersebut, yang diharapkan China akan digunakan oleh industri ruang angkasa pribadinya yang sedang berkembang.
Long March 12 pertama naik tinggi membawa sepasang satelit eksperimental yang mencapai orbit yang diinginkan.
Beijing berharap pesawat baru ini akan meningkatkan kemampuan China untuk mencapai orbit sinkron Matahari yang memungkinkan satelit melewati titik yang sama di Bumi pada waktu yang sama setiap hari, yang dapat berguna untuk pengamatan cuaca atau pengawasan.