Technologue.id, Jakarta - Pada November 2019, FCC memutuskan hubungan dengan perusahaan China yakni Huawei dan ZTE karena menjadi ancaman bagi keamanan nasional AS.
Kongres kemudian mengalokasikan dana dan mengharuskan operator yang menggunakan peralatan 5G dari salah satu atau kedua vendor untuk mencopotnya semua. FCC memperkirakan bahwa prosedur tersebut akan menelan biaya Rp27,6 triliun pada awal proyek, tapi angka itu kemungkinan bakal jauh lebih melambung.
Ketua Komisi Tekomunikasi Kongres AS, Jessica Rosenworcel, mengatakan, biaya itu melonjak hingga membutuhkan tambahan Rp46 triliun. Reuters menyebut ini dikarenakan peralatan kedua pabrikan China itu cukup populer di kalangan operator karena keterjangkauan harganya yang sulit untuk dilewatkan.
Baca juga:
Murah Banget, Biaya Paten Smartphone Huawei 5G Cuma USD2,5
Dan sekarang biayanya naik lag, AS harus merogoh kocek hingga Rp74,5 triliun. Jika dana tambahan tidak dikeluarkan, biaya penggantian peralatan oleh operator AS hanya ditanggung 40% dari biaya semestinya.
Bukan hanya AS yang saat ini berjuang menghapus peralatan Huawei dan ZTE, Inggris juga mengalami kesulitan serupa. Operator Inggris sudah mulai menghapus peralatan 5G Huawei dari jaringan mereka setelah pengumuman pemerintah pada Juli 2020.
Namun proses itu bisa memakan waktu hingga tujuh tahun untuk diselesaikan. Padahal sejumlah negara Asia sudah mulai meneliti implementasi 6G.