Technologue.id, Jakarta - Perkembangan teknologi yang dibarengi dengan otomatisasi membuat banyak pekerjaan hilang. Tidak kurang dari 23 juta pekerjaan di Indonesia akan tergantikan atau hilang hingga 2030 mendatang.

Namun dengan pendidikan yang tepat, otomatisasi justru menciptakan 46 juta lapangan kerja baru. “Kalau masyarakat diberi kesempatan mengenyam pendidikan berkualitas, digitalisasi akan menciptakan hingga 46 juta pekerjaan baru,” klaim Founder Refocus Education Project, Roman Kumar Vyas, saat konferensi pers "Krisis Edukasi dan Peluang Kerja Baru di Indonesia" di Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Namun, dia menilai pendidikan di Indonesia masih kurang mendukung. Bank Dunia mencatat, 70% mahasiswa di universitas bahkan gagal memenuhi standar literasi dasar dalam program PISA 2018.

Baca juga:
Samsung Gelar Training of Trainer untuk Dukung Peningkatan SDM Indonesia

Tak heran, banyak anak muda yang memilih kuliah di universitas luar negeri. UNESCO mencatat, terdapat 53.604 warga Indonesia yang kuliah di luar negeri.

Roman mengatakan, guna menciptakan tenaga kerja yang menguasai bidang IT, Refocus menyediakan kursus online dan dukungan kerja bagi masyarakat di Asia Tenggara yang ingin berkarier di bidang teknologi informasi (TI).

"Peserta kursus mendapatkan pengalaman seperti situasi kerja di dunia nyata, briefing dengan klien, menerima umpan balik, bekerja berkelompok, lalu presentasi solusinya ke klien," ujarnya.