Technologue.id, Jakarta - Sebanyak 2,2 juta permintaan iklan dan 120.000 postingan telah dihapus Facebook lantaran mengganggu jalannya proses pemungutan suara pemilihan presiden AS pada 3 November 2020. Tak berhenti disitu, 150 juta postingan juga telah ditandai karena alasan serupa.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Facebook untuk Urusan Global, Nick Clegg baru-baru ini. Ia membeberkannya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar asal Prancis Journal du Dimanche, dilansir dari The Verge pada Rabu (21/10/2020).
Baca Juga:
Sebut Covid-19 Tidak Berbahaya, Facebook Hapus Postingan Donald Trump
Dalam wawancara tersebut, Nick Clegg mengatakan bahwa Facebook menggunakan kecerdasan buatan untuk menghapus postingan-postingan tersebut. Selain itu, Facebook juga telah bekerja sama dengan 70 media termasuk lima di Prancis untuk melakukan verifikasi informasi.
Untuk diketahui, Facebook sendiri sebenarnya telah memberlakukan kebijakan serupa sejak 2016 lalu, setelah digelarnya pemilu AS. Saat itu kebijakan hanya berlaku di Instagram dan sekarang telah berkembang ke platform Facebook itu sendiri untuk meminimalisir disinformasi yang marak beredar di grup Facebook.
Baca Juga:
Facebook Messenger dan DM Instagram Resmi Digabungkan
Dengan diberlakukannya kebijakan itu, klaim kemenangan dalam pemilihan presiden AS atau hasil pemilihan umum sebelum disahkan secara resmi akan dihapus. Dan ini akan berlaku juga untuk Donald Trump atau Joe Biden yang saat ini tengah bertarung.