Ada Target di 26 Mei 2022
Menurut Johnny, jaringan tulang punggung telekomunikasi di Indonesia dibangun melaui jaringan kabel serat optik, salah satunya melalui SKKL.

“Tulang punggung telekomunikasi kita backbone-nya adalah jaringan kabel serat optik yang telah digelar di darat dan di laut di Indonesia dengan panjang yang luar biasa, baik dibangun Kominfo melalui Proyek Palapa Ring maupun operator fiber optic, termasuk Telkom,” tambahnya.

Hanya, lanjut dia, Menkominfo menyatakan kondisi geografis dan topografi Indonesia menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan, serta pemeliharaan jaringan kabel serat optik nasional.

Baca juga:
Kominfo Mau Matikan 3G, Asalkan

“Untuk membangunnya saja bukan hal yang mudah, pemeliharaannya juga bukan hal yang mudah dan gampang. karenanya perlu kesigapan apabila terjadi gangguan di jaringan tulang punggung nasional kita,” ungkapnya.

Menkominfo mengidentifikasi tiga penyebab gangguan SKKL selama ini. Pertama, berkaitan aktivitas manusia di perairan; kedua, aktivitas vulkanis bawah laut yang memicu kabel serat optik lumer dan putus. Ketiga, aktivitas geologi atau longsor tebing bawah laut.

“Masing-masing model di setiap kasus akan dilihat bagaimana cara penanganannya sesuai penyebabnya,” tuturnya.

Menurut Menkominfo, pemulihan jaringan SKKL Merauke-Timika membutuhkan waktu karena berkaitan dengan ketersediaan Kapal DNEX Pacific Link (DPL). “Karena ini terjadi pada SKKL di laut, maka untuk melakukan perbaikan jaringan dibutuhkan untuk segera men-deploy kapal. Saat ini sangat terbatas jumlah kapal di Indonesia yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penggelaran jaringan fiber optic di laut,” jelasnya.