Technologue.id, Jakarta - Twitter dan Gedung Putih membantah keras kabar aksi peretasan akun milik Presiden Amerika Serikat Donald Trump oleh seorang peneliti keamanan siber asal Belanda, Victor Gevers.
Menurut juru bicara Twitter, mereka tidak menemukan bukti yang kuat soal pencurian kata sandi dan akses masuk ke akun pribadi Trump.
Baca Juga:
Twitter Trump Berhasil Dibobol, Ternyata Ini Kata Sandinya
"Kami tidak melihat bukti untuk menguatkan klaim ini, termasuk dari artikel yang diterbitkan di Belanda hari ini," kata juru bicara Twitter kepada The Verge (22/10/2020). "Kami secara proaktif menerapkan langkah-langkah keamanan akun untuk grup tertentu dari akun Twitter terkait pemilihan umum di Amerika Serikat, termasuk cabang pemerintah federal."
Twitter tidak menjelaskan secara jelas tindakan keamanan apa yang telah diterapkan untuk akun Trump. Perusahaan mulai mewajibkan kata sandi yang kuat dan secara serius mendorong keamanan dua faktor pada bulan September setelah pelanggaran beberapa akun profil tinggi, namun sepertinya Trump menonaktifkan keamanan tambahan itu.
Baca Juga:
Twitter Ancam Tutup Akun Sumpahi Kematian Donald Trump Akibat Covid-19
Wakil sekretaris pers Gedung Putih Judd Deere juga membantah laporan tersebut. "Ini sama sekali tidak benar," katanya kepada The Verge, "Tetapi kami tidak mengomentari prosedur keamanan di sekitar akun media sosial Presiden."
Majalah Vrij Nederland melaporkan bulan lalu bahwa Gevers dan dua peretas lainnya telah berhasil membobol akun Twitter Trump pada Oktober 2016.
Menurut laporan barunya, Gevers menjalankan uji keamanan baru pada tahun 2020 dengan memasukkan kata sandi lama. Kata sandi itu ("yourefired") tidak berfungsi, tetapi Gevers menemukan bahwa Trump tidak mengaktifkan autentikasi dua faktor - yang dia sebut kelemahan yang luar biasa untuk akun yang sangat penting. Dia menebak beberapa kata sandi lain dan diberi akses setelah lima percobaan lainnya.