SHARE:
Technologue.id, Jakarta – Intel nampaknya memulai tahun 2018 dengan segudang masalah. Pasalnya di awal 2018 lalu, terkuak fakta bahwa ribuan prosesor milik Intel, baik yang baru keluar hingga 20 tahun ke belakang, memiliki celah keamanan dan rentan diserang oleh malware Meltdown dan Spectre. Yang lebih parah lagi, pada pertengahan Februari ini, Intel dikabarkan harus menghadapi tuntutan hukum. Setidaknya, ada 32 tuntutan yang datang dari beberapa pihak yang meminta tanggung jawab Intel terhadap kasus ini.
Baca juga:
Meriahkan Pembukaan Olimpiade 2018, Intel Kerahkan 1.230 Drone
“Per 15 Februari 2018, ada dua tuntutan dari konsumen dan dua tuntutan terkait keamanan telah didaftarkan," ujar Intel dalam dokumenSecurities and Exchange Commission (SEC), seperti dikutip dari laman Theverge.com (19/02/2018). Para penuntut kebanyakan meminta Intel untuk menjelaskan secara rinci terkait masalah tersebut. Bahkan tak sedikit juga pihak yang “menuduh Intel dan beberapa eksekutifnya telah melanggar peraturan keamanan dengan membuat pernyataan tentang produk Intel yang terbukti salah”.Baca juga:
Kacamata Pintar Buatan Intel Dirilis Tahun Ini?
Selain itu, tuntutan ganti rugi berupa uang pun didapatkan oleh Intel. Namun sayang, jumlah nilai tuntutan tersebut masih enggan disebutkan oleh produsen chipset asal Amerika tersebut. Parahnya lagi, tuntutan tersebut ternyata tidak hanya datang dari pihak luar saja. Melainkan beberapa pemegang saham turut mengajukan tuntutan kepada anggota dewan dan eksekutif Intel. Alasannya, mereka dianggap gagal “menanggapi tuduhan terkait insider trading”.Baca juga:
Hingga saat ini, pihak Intel sedang mencari solusi baru untuk mengatasi masalah ini. Pasalnya dalam pembaruan terbaru yang ditujukan untuk mengatasi masalah tersebut, malah menimbulkan masalah baru.