"Transformasi digital merupakan bagian integral dari bisnis dalam lanskap saat ini. Perusahaan harus belajar untuk dapat beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi baru dan perubahan untuk memastikan kelangsungan bisnis mereka di tengah persaingan yang ketat," kata Ming Sunadi, Country Manager, Indonesia, Hitachi Vantara.
Menurutnya, agar bisnis dapat berkembang, dibutuhkan data yang dapat ditindaklanjuti hingga membuat keputusan berdasarkan data. "Kami melihat adanya urgensi tinggi terhadap infrastruktur yang mendukung inovasi berbasis data, dan tanpa modernisasi infrastruktur, bisnis berisiko tertinggal," ujarnya.
Ming Sunadi melihat bahwa tantangannya saat ini adalah volume data yang terlalu banyak. Studi terbaru Hitachi Vantara mengungkapkan bahwa 25 persen pemimpin IT tidak menyadari bahwa data yang mereka butuhkan sudah ada, sering kali, data tersembunyi di balik lapisan teknologi atau sistem yang bekerja secara silo atau terkubur di bawah tumpukan data yang tidak berguna, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan data tersebut saat dibutuhkan.
Baca Juga:
5 Tren Teknologi Baru yang Akan Ramai di CES 2024
"Data yang terlalu banyak ini menimbulkan beberapa tantangan, seperti kesulitan untuk mengakses data, inefisiensi dengan sistem yang tidak tersinkronisasi, dan keamanan data yang rapuh. Tantangan-tantangan ini mendorong kebutuhan akan infrastruktur yang dimodernisasi untuk kelincahan, efisiensi, dan ketahanan. Yang terpenting, modernisasi mendukung para pemimpin perusahaan agar dapat mengambil keputusan berbasis data," jelasnya.
Ia menuturkan, kecepatan merupakan faktor krusial dalam memodernisasi proses bisnis, merespons peluang teknologi, memprediksi perubahan preferensi pelanggan dan mengatasi ancaman kompetitif. Infrastruktur yang dimodernisasi adalah jawaban bagi bisnis yang mencari keunggulan kompetitif dalam lanskap dinamis saat ini.